Artikel/ Makalah
Penatalaksanaan Fraktur Os Nasal Lama Dengan Komplikasi Saddle Nose
Written by Effy Huriyati, Hidayatul Fitria   
Monday, 20 February 2012 17:12
PDF Print E-mail

Effy Huriyati, Hidayatul Fitria

Abstrak

Fraktur os nasal merupakan kasus terbanyak pada trauma wajah. Trauma langsung dapat menyebabkan fraktur kartilago dan tulang septum sehingga kehilangan struktur penyangga. Trauma kraniofasial dapat menyebabkan hidung depress disebut saddle nose. Fraktur os nasal lama telah terjadi pembentukan callus, biasanya terjadi setelah lebih 2 minggu. Fraktur os nasal banyak terjadi pada laki-laki. Penyebabnya adalah kecelakaan kendaraan bermotor, olahraga dan berkelahi. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan radiologi. Fraktur os nasal yang terlambat ditangani dapat direposisi dengan teknik septorinoplasti. Dilaporkan suatu kasus seorang laki-laki berumur 43 tahun dengan fraktur os nasal lama dengan jaringan parut mengitari kedua vestibulum dan direposisi dengan septorinoplasti. Artikel lengkap

 

Kata kunci : fraktur os nasal, saddle nose, septorinoplasti

Last Updated ( Monday, 27 February 2012 17:43 )
 
Penatalaksanaan Benda Asing Gigi Palsu di Esofagus
Written by Fachzi Fitri, Seres Triola   
Monday, 20 February 2012 17:11
PDF Print E-mail

Fachzi Fitri, Seres Triola

Abstrak

Benda asing di esofagus adalah salah satu masalah umum yang sering dihadapi oleh dokter THT. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologi dan esofagoskopi. Tindakan esofagoskopi dilakukan sebagai diagnostik dan terapeutik. Benda asing dalam esofagus bila tidak dalam penanganan yang tepat  dan penanganan yang segera dapat menyebabkan terjadinya komplikasi, seperti perforasi esofagus,  penyumbatan dan penekanan benda asing ke jalan nafas dan komplikasi lainnya. Kesiapan pasien, ketersediaan alat, dan adanya tenaga ahli yang berpengalaman merupakan faktor- faktor yang sangat penting dalam mengatasi kasus ini. Penanganan segera dengan menggunakan endoskopik adalah pilihan utama untuk menghindari komplikasi yang membahayakan.
Dilaporkan satu kasus benda asing gigi palsu di esofagus pada seorang laki- laki umur 54 tahun yang berhasil dikeluarkan setelah 5 hari tertelan gigi palsu dengan tindakan esofagoskopi menggunakan esofagoskop kaku. Artikel Lengkap

Kata kunci
: benda asing di esofagus, esofagoskopi, esofagoskop kaku

Last Updated ( Wednesday, 17 October 2012 00:23 )
 
Penatalaksanaan Kolesteatom Eksterna
Written by Yan Edward, Deni Amri   
Monday, 20 February 2012 17:09
PDF Print E-mail
Yan Edward, Deni Amri

ABSTRAK

Kolesteatom eksterna merupakan penyakit otologi yang jarang dijumpai. Temuan gejala klinis yang paling sering ditemui adalah destruksi pada struktur tulang liang telinga. Kerusakan yang timbul sering bersifat ireversibel akibat kolesteatom yang meluas. Karena sifat destruktif penyakit ini maka kemungkinan diagnosa kolesteatom eksterna harus selalu dipikirkan dalam menetapkan diagnosa banding jika terdapat suatu lesi di liang telinga.

Satu kasus kolesteatom ekterna dilaporkan pada seorang wanita 46 tahun dengan kerusakan pada struktur tulang liang telinga dan mastoiditis dengan membran timpani utuh dan tidak terdapat gangguan pendengaran. Telah dilakukan simple mastoidektomi dan rekonstruksi liang telinga. Makalah Lengkap

Kata Kunci: kolesteatoma eksterna, mastoiditis, simple mastoidektomi
Last Updated ( Friday, 02 March 2012 18:15 )
 
Mikrobiologi Tonsilitis Kronis
Written by Administrator   
Friday, 02 December 2011 00:00
PDF Print E-mail

Novialdi. N, M.Rusli Pulungan

Abstrak

Latar Belakang: Tonsilitis merupakan penyakit yang sering ditemukan pada anak. Penatalaksanaan tonsillitis meliputi medikamentosa dan operatif. Pemberian antibiotik memerlukan pengetahuan terhadap bakteri penyebab. Angka resistensi berbagai strain mikroba utama penyebab infeksi pada saluran nafas atas mengalami peningkatan seiring dengan pemakaian antibiotik yang semakin luas. Pemeriksaan kultur dan uji kepekaan terhadap bakteri penyebab diperlukan sebagai acuan dalam pengobatan tonsil secara empiris. Tujuan: Mengetahui bakteri penyebab tonsilitis maupun uji kepekaan bakteri dari berbagai literatur. Tinjauan Pustaka: Tonsilitis kronis dan tonsilitis rekuren disebabkan oleh bakteri, virus ataupun penyebab non infeksi lainnya. Hasil swab yang diambil dari permukaan tonsil tidak dapat memprediksi bakteri yang terdapat di inti tonsil. Pemakaian antibiotik yang luas tanpa bukti empiris mengakibatkan terjadinya peningkatan resistensi berbagai strain mikroba dari Streptococcus pneumonia, Haemofilus influenzae, Moraxella catarrhalis dan lainnya, terhadap antibiotik. Kesimpulan: Terdapat perbedaan bakteri yang diisolasi dari permukaan tonsil dan inti tonsil. Artikel lengkap


Kata kunci: Tonsilitis kronis, bakteriologi tonsilitis, swab permukaan tonsil, swab inti tonsil.

Last Updated ( Thursday, 08 November 2012 13:04 )
 
Asfiksia Perinatal Sebagai Faktor Resiko Gangguan Pendengaran Pada Anak
Written by Sukri Rahman, Hanifatryevi   
Tuesday, 18 October 2011 00:00
PDF Print E-mail
Sukri Rahman, Hanifatryevi
Abstrak
Latar belakang : Asfiksia adalah keadaan di mana tubuh atau bagian tubuh kekurangan oksigen. Jika kondisi ini terjadi pada bayi baru lahir disebut juga dengan asfiksia perinatal, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan secara permanen maupun bersifat sementara. Salah satu gejala sisa yang sering terjadi pada asfiksia perinatal adalah gangguan pendengaran sensorineural. Tujuan : Makalah ini akan membahas tentang mekanisme gangguan pendengaran akibat asfiksia, deteksi dini gangguan pendengaran dengan pemeriksaan Brain Evoked Response Auditory (BERA) dan Otoacoustic Emissions (OAE). Kesimpulan : Gangguan pendengaran akibat asfiksia dapat terjadi akibat beberapa mekanisme diantaranya terjadinya hiperpolarisasi, pelepasan glutamat dan gangguan proses apoptosis. Kelainan ini terlihat pada gambaran BERA dan OAE , dimana terjadinya peningkatan masa laten dan interval gelombang yang bersifat sementara atau menetap, serta ditemukan gangguan pada fungsi koklea bayi dengan asfiksia perinatal terutama pada frekuensi 1-5 kHz yang terdeteksi pada hari ketiga sampai hari kelima kelahiran, dan terdapat perbaikan pada usia 1 bulan. Artikel Lengkap
Kata Kunci : Asfiksia perinatal, gangguan pendengaran, BERA, OAE
Last Updated ( Tuesday, 08 December 2015 13:42 )
 
<< Start < Prev 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Next > End >>

Page 20 of 32