Artikel/ Makalah
Rhinogenic Contact Point Headache
Written by Bestari Jaka Budiman , irwan triansyah   
Tuesday, 19 September 2017 14:59
PDF Print E-mail

Abstrak

Pendahuluan: Sakit kepala yang dipicu oleh kelainan pada hidung (rhinogenic headache) merupakan salah satu masalah yang cukup mengganggu karena dapat menyebabkan rasa depresi dan gangguan pada aktivitas sehari-hari pasien. Perkembangan dibidang bedah sinus endoskopik, teknik operasi dan Tomografi Komputer telah membuat kelainan ini semakin mudah didiagnosis dan ditatalaksana. Laporan Kasus: dilaporkan satu kasus seorang perempuan, berusia 44 tahun dengan diagnosis rhinogenic headache e.c. hipertrofi konka media bilateral + septum deviasi dengan kontak point yang ditatalaksana dengan septoplasti dan konkoplasti. Kesimpulan: tatalaksana bedah terhadap pasien rhinogenic headache dengan kontak poin dapat memberikan hasil yang baik berupa pengurangan yang signifikan terhadap keluhan sakit kepala. artikel lengkap

 

Kata Kunci: rhinogenic headache, bedah sinus endoskopik, hipertrofi konka media, septum deviasi, kontak poin

 
Surgical Treatment of Ranula by Sublingual Gland Excision
Written by sukri rahman, heru kurniawan   
Tuesday, 19 September 2017 14:55
PDF Print E-mail

Abstract:

Introduction: Ranula are cystic lesion which result from rupture or damage of ducts of the sublingual glands leading to mucus extravasation or dilatation of the gland's duct. The diagnosis of ranula is based on clinical presentation, histopathological and radiological examination such as Ultrasonography, Computed Tomography scan (CT Scan) and Magnetic Resonance Imaging (MRI). The treatment of ranula include excision of the ranula only or with involved sublingual gland, marsupialization technique, incision and drainage of the lesion via intraoral approach with various reccurence rate based on each treatment. Case report: A case of ranula had reported in a 16 year old boy who diagnose based on clinical presentation, histological and CT Scan examination. The treatment is excision of ranula including sublingual gland and duct. Conclusion: Excision of sublingual gland is effective  treatment for ranula. artikel lengkap

Keyword: ranula, sublingual gland, excision

 
Penatalaksanaan Medikamentosa dan Dilatasi Pada Akalasia Esofagus
Written by Novialdi, Heru kurniawan   
Tuesday, 19 September 2017 14:52
PDF Print E-mail

Abstrak

Akalasia esofagus merupakan gangguan motilitas esofagus yang tidak diketahui penyebabnya, ditandai dengan tidak adanya peristaltik pada bagian distal esofagus dan tekanan spingter bawah esofagus yang meningkat.  Diagnosis akalasia esofagus dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis seperti disfagia, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa esofagografi dengan barium enema, manometrik esofagus, dan esofagoskopi. Penatalaksanaan akalasia dapat berupa medikamentosa dengan kalsium antagonis, nitrat, inhibitor 5-pospodiesterase, antikolinergik, terapi endoskopi melalui injeksi botolinum toxin dan dilatasi ataupun operasi dengan Heller Myotomy.

Dilaporkan satu kasus akalasia esofagus pada pasien perempuan umur 74 tahun yang didiagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang esofagografi serta esofagoskopi kaku. Diberikan terapi dilatasi dan medikamentosa mengalami perbaikan dengan kekambuhan + 2 bulan. artikel lengkap

Kata Kunci : akalasia, disfagia, esofagoskopi, dilatasi esofagus

 
Penatalaksanaan Empiema Subdural Sebagai Komplikasi Otitis Media Supuratif Kronik
Written by Yan edward, Heru kurniawan   
Tuesday, 19 September 2017 14:46
PDF Print E-mail

ABSTRAK

Empiema subdural merupakan salah satu komplikasi intrakranial pada otitis media supuratif kronik (OMSK) tipe bahaya (kolesteatom) yang sudah jarang dijumpai. Diperlukan diagnosis dan tindakan yang cepat dan tepat untuk menghindari kematian. Diagnosis ditegakkan dari anamnesa, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang berupa CT scan, MRI  yang dapat memperlihatkan gambaran kolesteatom dan pus pada empiema subdural. Penatalaksanaanya berupa konservatif dengan pemberian antibiotik kombinasi secara parenteral, antikonvulsif serta tindakan pembedahan berupa evakuasi abses dengan bur hole, kraniotomi serta mastoidektomi untuk eradikasi sumber infeksi.

Dilaporkan satu kasus otitis media supuratif kronik tipe bahaya dengan komplikasi intrakranial empiema subdural pada seorang laki-laki berusia 28 tahun dan diberikan terapi konservatif optimal tetapi meninggal setelah 3 hari perawatan. artikel lengkap

Kata Kunci : kolesteatom, bur hole, karaniotomi, mastoidektomi

 
Deksametason Intratimpani Sebagai Terapi pada Pasien Tuli Mendadak Setelah Terapi Konvensional
Written by Jacky M, Yan edward, Yolazenia   
Monday, 18 September 2017 11:13
PDF Print E-mail

ABSTRAK

Tuli mendadak didefinisikan sebagai kehilangan pendengaran sensorineural biasanya unilateral lebih dari 30 dB, setidaknya pada 3 frekuensi berturut-turut dalam waktu kurang dari 3 hari. Penatalaksanaan tuli mendadak meliputi tirah baring, kortikosteroid, antiviral, vasodilatansia, antikoagulan, neurotonik, dan terapi oksigen.  Pemberian kortikosteroid yang sudah diterima secara luas adalah kortikosteroid sistemik dosis tinggi. Beberapa tahun terakhir berkembang penggunaan kortikosteroid intratimpani sebagai terapi pada pasien tuli mendadak.

Dilaporkan 3 kasus tuli mendadak yang ditatalaksana dengan terapi konvensional dengan kortikosteroid sistemik oral dosis tinggi dan dilanjutkan dengan penyuntikan deksametason intratimpani empat kali secara selang hari setelah terapi konvensional. artikel lengkap

 

Kata kunci: tuli mendadak, kortikosteroid, deksametason, intratimpani

 
<< Start < Prev 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Next > End >>

Page 15 of 32