Artikel/ Makalah
Oropharyngeal Foreign Body in Infant
Written by Fachzi F, Novialdi, Elfianto   
Tuesday, 26 September 2017 23:11
PDF Print E-mail

Abstract

Introduction: Foreign body aspiration in the airway of children is a life threatening clinical situation responsible for many deaths each year, with children less than two years of age being most commonly affected. Ingestion of a foreign body is a common problem among all age groups and particularly in infants and children as they have a tendency to put any thing in the mouth which may be ingested accidentally. Knowledge of pharyngeal anatomy and associated structures is essential to deal with the removal of a foreign body. Case Report: Reported a case of foreign body (animal toy) in the oropharynx in 5 months old boy and have performed extraction foreign body using Magill forceps under general anesthesia with inhalational method. Conclusion:Early detection and proper removal remain  the important factors in the treatment of foreign body in children. Extraction using Magill forceps technique is useful for foreign body impacted in pharynx and highly cost effective. artikel lengkap

Keywords: foreign body, oropharynx, magill forceps

 
Tuberkulosis Laring
Written by Novialdi, Ade asyari, Adrian E   
Monday, 25 September 2017 09:33
PDF Print E-mail

Abstrak

Latar Belakang : Tuberkulosis laring merupakan tuberkulosis ekstrapulmonal yang terjadi pada laring disebabkan oleh kuman Mikobakterium tuberkulosis. Prevalensi tuberkulosis yang cukup tinggi masih menjadi masalah di negara berkembang. Peranan dokter ahli THT sangat diperlukan dalam menegakkan diagnosis pasti tuberkulosis laring dan menyingkirkan diagnosis banding. Tujuan : Dapat menegakkan diagnosis dengan benar dan memberikan penatalaksanaan yang tepat untuk mengatasi infeksi dan memutus rantai penularan dari kuman Mikobakterium tuberkulosis. Tinjauan pustaka : Tuberkulosis laring merupakan suatu infeksi pada laring disebabkan oleh kuman Mikobakterium tuberkulosis. Dalam menegakkan diagnosis diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang untuk menyingkirkan diagnosis banding. Pemeriksaan histopatologi dengan biopsi laring masih menjadi standar baku emas dalam menegakkan diagnosis pasti. Pada penatalaksanaan tidak terdapat perbedaan antara tuberkulosis laring dan tuberkulosis paru. Kesimpulan : Diagnosis tuberkulosis laring ditegakkan berdasarkan gejala klinis berupa gangguan suara seperti disfonia, gambaran tuberkel, granuloma dan ditemukan kuman penyebab pada kultur sputum. Pemeriksaan histopatologi laring masih menjadi standar baku emas dalam menegakkan diagnosis sebagai acuan penatalaksanaan selanjutnya. artikel lengkap

Kata kunci : tuberkulosis paru, tuberkulosis laring, pemeriksaan histopatologi, kultur sputum

 
Penatalaksanaan Abses Retrofaring Dengan Penyulit Spondilitis Tuberkulosis Servikal Pada Dewasa
Written by Novialdi, adrian erindra   
Monday, 25 September 2017 09:28
PDF Print E-mail

Abstrak

Pendahuluan : Abses retrofaring merupakan infeksi ruang leher dalam yang jarang dijumpai pada dewasa. Penyebab terbanyak adalah trauma langsung pada dinding faring posterior seperti trauma pada saat intubasi endotrakeal, akibat tindakan esofagoskopi ataupun akibat benda asing seperti tulang ikan dan akibat dari spondilitis servikal. Laporan Kasus : Dilaporkan satu kasus penatalaksanaan abses retrofaring dengan spondilitis tuberkulosa tulang servikal pada seorang perempuan 35 tahun, yang ditalaksanaa dengan drainase dan eksplorasi abses dengan anterior fusion serta stabilisasi. Kesimpulan : Kejadian abses retrofaring yang disebabkan oleh spondilitis tuberkulosis servikal merupakan hal yang jarang terjadi. Adanya sebuah abses retrofaring tanpa didahului oleh riwayat ketulangan, tenaga kesehatan harus mengetahui kemungkinan penyebab lain adalah sebuah spondilitis tuberkulosis. artikel lengkap

Kata Kunci :Abses retrofaring dewasa, spondilitis tuberkulosis servikal, Tuberkulosis paru

 
Penatalaksanaan Karsinoma Mukoepidermoid Kelenjar Parotis
Written by Sukri Rahman, Al hafiz, Adrian Erindra   
Monday, 25 September 2017 09:02
PDF Print E-mail

Abstrak

Pendahuluan: Angka kejadian tumor kelenjar ludah adalah sekitar 3-4 % dari semua tumor di kepala dan leher. Karsinoma mucoepidermoid dapat melibatkan kelenjar parotis. Sering terjadi pada orang dewasa, wanita memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Metode terapi utama dalam pengobatan karsinoma mucoepidermoid adalah reseksi bedah. Terapi radiasi tanpa kemoterapi telah terbukti efektif sebagai modalitas tambahan terapi setelah terapi bedah. Laporan Kasus: Dilaporkan suatu kasus karsinoma mukoepidermoid pada seorang perempuan usia 18 tahun dengan keluhan bengkak yang mengeluarkan cairan di bawah telinga kiri sejak 10 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan histopatologi dikonfirmasi adalah suatu karsinoma mukoepidermoid. Ditatalaksana dengan parotidektomi superfisial dan dilanjutkan dengan ajuvan radioterapi. Kesimpulan : Karsinoma mukoepidermoid adalah suatu karsinoma pada kelenjar liur, yang paling sering ditemui biasanya tanpa rasa sakit, benjolan sering tanpa ada gejala. Reseksi bedah adalah terapi utama pada karsinoma mukoepidermoid, radioterapi tanpa kemoterapi adalah terapi ajuvan untuk karsinoma mukoepidermoid. artikel lengkap

Kata kunci : Karsinoma mukoepidermoid, tumor kelenjar liur, radioterapi ajuvan

Last Updated ( Monday, 25 September 2017 09:07 )
 
Impaksi serumen dan dampaknya
Written by Jacky M, Yan E, Rossy R, Dewi YL   
Monday, 25 September 2017 08:50
PDF Print E-mail

Abstrak

Latar belakang: Serumen merupakan campuran dari  sekresi kelenjar sebaseus dan apokrin, bersama dengan epitel squamous dari kanalis akustikus eksternus dan debris. Impaksi serumen yang tidak ditatalaksana dapat menyebabkan gangguan pada telinga. Tujuan: Mengetahui dan memahami anatomi, patofisiologi dan dampak impaksi serumen serta mengetahui tatalaksana impaksi serumen dengan atau tanpa sediaan serumenolitik. Tinjauan Pustaka: Serumen memiliki fungsi memproteksi dan lubrikasi liang telinga. Ketika terjadi impaksi dapat menyebabkan ketidaknyamanan, gangguan pendengaran, tinitus dan secara potensial dapat menyebabkan otitis eksterna.  Pengeluaran serumen yang impaksi dapat dilakukan dengan berbagai cara, meliputi pengeluaran secara manual, penggunaan sediaan seruminolitik dan irigasi dengan atau tanpa pemberian seruminolitik sebelumnya. Kesimpulan: Impaksi serumen merupakan salah satu hal yang dapat menyebabkan gangguan pada telinga. Banyak cara yang dilakukan untuk pengangkatan impaksi serumen. Dengan menggunakan serumenolitik dapat mempermudah usaha tersebut. artikel lengkap

Kata kunci : Impaksi serumen, Gangguan pendengaran, Ekstraksi serumen, Serumenolitik

 
<< Start < Prev 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Next > End >>

Page 4 of 32